Home

Minggu, 02 Oktober 2011

Digital Culture terhadap Kehidupan Sosial (Social Life)

Seperti namanya Digital Culture, jika di jadikan bahasa indonesia "Budaya Digital". Teknologi dari tahun ke tahun semakin maju saja hingga saat ini. Cepat atau Lambat teknologi  benar benar mengubah kehidupan manusia, terutama di Indonesia. Dengan kemajuan teknologi manusia merasa lebih mudah dalam menyelesaikan masalah mereka, walaupun tidak dalam segala hal, namun banyak sekali hal yg bisa diselesaikan dengan teknologi. Sebagai contoh, sebelumnya kebanyakan kita jika ingin melamar pekerjaan kita harus pergi ke perusahaan tersebut, tapi sekarang sudah banyak perusahaan yang benar benar mengandalkan teknologi. Kita tinggal mengirim kan berkas untuk melamar kerja kepada perusahaan melalui alamat e-mail yg dimiliki perusahaan tersebut. Dengan cara tersebut kita akan merasa mudah dan tidak perlu repot repot pergi keluar. Kita hanya perlu rutin mengechek e-mail kita apakah ada balasan dari perusahaan tersebut.

Sekarang penulis akan membahas soal Digital Culture terhadap Social Life. Kita semua tahu pada saat ini Social networking sedang trend lewat situs-situs jejaring sosial yang tersedia. Seperti Facebook, Twitter, Yahoo Messengger, dan lain lain. Kita tidak perlu lagi mencari relasi baru dengan bertemu orang nya langsung. Kita hanya perlu registrasi untuk membuat account di penyedia jejaring sosial tersebut. Dan mereka juga menyediakan banyak fitur yang akan memudahkan anda dalam melakukan Social Networking. Seperti mengobrol dengan user lain (chat), video chat, bahkan penyimapanan media (foto,video, dll), dan masih banyak lagi

Di Indonesia social networking sudah dilakukan oleh banyak orang bahkan di berbagai kalangan dan usia. Dan kebanyakan user di Indonesia itu adalah remaja. Kalau ditinjau dari tingkat pendidikannya kebanyakan dari tingkat SMP hingga Universitas. Dalam tingkat tersebut mereka memiliki alasan masing masing dalam bersocial networking. Biasanya dalam tingkat SMP - SMA mereka melakukannya karena mengikuti trend masa kini atau mencari teman baru di berbagai tempat, bahkan ada yang mendapatnya pacar dari bersocial network (biasa anak muda). Dan untuk tingkat Universitas hampir sama dengan tingkat SMP - SMA, tapi ada perbedaan, mungkin mereka lebih bersocial network untuk mencari info perkuliahan ataupun tugas kuliah mereka, bahkan dalam berorganisasi sudah banyak, bahkan hampir semua mahasiswa bersocial network.

Banyak sekali dampak positif nya seperti contoh yang telah di sebutkan, tapi banyak juga dampak negatif dari social network itu sendiri. Karena mudah dan butuh waktu lebih sedikit, user biasanya jarang melakukan kontak langsung terhadap lingkungan luar, walaupun informasi Digital dapat di peroleh melalui internet tapi jika tidak ada kontak langsung terhadap lingkungan maka akan sia sia informasi tersebut. Dan beberapa contoh lagi, walalupun tidak memakan waktu yang banyak namun ketika kegiatan itu dilakukan berlebihan akan membuang waktu jika tujuan nya tidak pasti. Biasanya remaja sekarang bersocial networking hanya untuk mengobrol dengan teman nya, sehingga berdampak membuang waktu dan lupa dengan kegitan belajar mereka.

Kesimpulan nya dalam menghadapi Digital Culture tergantung dari sikap kita. Karena jika kita tidak menanggapinya dengan sikap yang benar dampak negatif dari Digital Culture itu akan menghampiri kita. Dan cukup banyak juga di Indonesia yang telah terkena dampak negatif dari Digital Culture tersebut. dan yang paling utama adalah lupa waktu. Karena dari itu kita harus memanfaatkan Digital Culture untuk kepentingan yang benar benar bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar